Login
Username:

Password:

  Registrasi?

Etiologi Luka Tekan

Oleh Renty Amalia 29 September 2024 Klik 97

Etiologi

Maryuani (2013), menjelaskan beberapa pakar menyampaikan 4 teori penyebab luka tekan, yaitu :

  1. Pierce et al. (2000), menyebutkan adanya kerusakan perfusi (misalnya, kerusakan seluler yang diakibatkan dari perfusi balik darah ke jaringan iskemik sebelumnya), gangguan fungsi limfatik menyebabkan terbentuknya hasil sisa metabolism dan kerusakan mekanis sel-sel jaringan.
  2. Kotner et al. (2009), menjelaskan 4 teori penyebab luka tekan yaitu, iskemia yang disebabkan oleh sumbatan kapiler yang menimbulkan insufiensi vaskuler, anoksia jaringan dan kematian sel.
  3. Referensilain menyebutkan bahwa :
    • Luka tekan disebabkan oleh iskemia yang terjadi bila tekanan pada jaringan lebih besar daripada tekanan dalam kapiler, sehingga menghambat aliran darah ke daerah tersebut.
    • Jaringan otot, yang membutuhkan lebih banyak oksigen dan nutrient dibandingkan kulit, menunjukkan akibat terburuk dari tekanan yang lama. Seperti pada ulkus kronik lainnya, reperfusi luka merusak jaringan.

Ulkus dekubitus disebabkan oleh tekanan berkepanjangan pada kulit, sehingga mengurangi aliran darah dan oksigen ke area yang terkena. Hal ini menyebabkan kerusakan jaringan dan nekrosis (kematian) pada kulit dan struktur di bawahnya. Tekanan tersebut bisa berasal dari berat badan sendiri, atau dari alat luar seperti kasur, bantal, atau gips. Faktor risiko terjadinya ulkus dekubitus dapat dibagi menjadi dua kategori: intrinsik dan ekstrinsik (Mervis & Phillips, 2019a) . Faktor risiko intrinsik adalah faktor yang berkaitan dengan karakteristik individu dan status kesehatan. Beberapa faktor risiko intrinsik adalah (Cox, 2020; Wang et al., 2024) .

  • Usia: Orang yang lebih tua memiliki kulit yang lebih tipis dan rapuh, lebih sedikit lemak subkutan, aliran darah berkurang, dan penyembuhan luka lebih lambat.
  • Nutrisi: Malnutrisi, dehidrasi, dan kekurangan vitamin dapat mengganggu integritas kulit dan penyembuhan luka.
  • Kondisi medis: Diabetes, penyakit pembuluh darah, infeksi, anemia, edema, dan gangguan saraf dapat mempengaruhi sirkulasi darah, sensasi, kekebalan, dan mobilitas.
  • Pengobatan: Beberapa obat, seperti steroid, antikoagulan, dan agen kemoterapi, dapat mempengaruhi pembekuan darah, elastisitas kulit, dan penyembuhan luka.

Faktor risiko ekstrinsik adalah faktor yang terkait dengan lingkungan eksternal dan praktik perawatan. Beberapa faktor risiko ekstrinsik adalah (Cox, 2020; Wang et al., 2024)

  • Tekanan: Penyebab utama ulkus dekubitus adalah pemberian tekanan pada penonjolan tulang dalam jangka waktu lama. Tekanan tersebut melebihi tekanan kapiler normal, yaitu sekitar 32 mmHg, dan menghambat aliran darah ke jaringan.
  • Geser: Geser adalah gaya yang terjadi ketika kulit bergerak ke satu arah sedangkan tulang di bawahnya bergerak ke arah berlawanan. Hal ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan jaringan di antaranya. Pergeseran dapat terjadi ketika seseorang tergelincir di tempat tidur atau kursi, atau ketika tempat tidur ditinggikan di bagian kepala
  • Gesekan: Gesekan adalah gaya yang terjadi ketika dua permukaan saling bergesekan. Hal ini menyebabkan abrasi dan kerusakan pada lapisan luar kulit. Gesekan dapat terjadi ketika seseorang diseret atau diubah posisinya di tempat tidur atau kursi, atau ketika pakaian atau alas tidur bergesekan dengan kulit.
  • Kelembapan: Kelembapan dapat melemahkan kulit dan membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan akibat tekanan, gesekan, atau gesekan. Kelembapan dapat berasal dari keringat, urine, feses, drainase luka, atau produk inkontinensia.

Berdasarkan tinjauan sistematis, faktor risiko dikategorikan ke dalam domain seperti mobilitas/aktivitas, perfusi (termasuk diabetes), dan status ulkus kulit/tekanan. Faktor-faktor lain seperti kelembaban kulit, usia, pengukuran hematologi, nutrisi, dan status kesehatan umum juga ditemukan penting namun jarang diamati. Faktor-faktor seperti suhu tubuh dan kekebalan tubuh mungkin berperan dalam perkembangan ulkus dekubitus, namun memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasinya. Bukti terbatas menunjukkan bahwa ras dan gender mungkin berdampak pada risiko ulkus dekubitus. Secara umum, risiko terjadinya ulkus dekubitus tidak dapat dijelaskan oleh satu faktor saja. Kemungkinan terjadinya ulkus dekubitus meningkat karena interaksi rumit dari beberapa faktor (Wang et al., 2024).