Oleh Renty Amalia 29 September 2024 Klik 60
Patofisiologi
Luka tekan terjadi akibat tekanan antara penonjolan tulang dan permukaan luar yang melebihi tekanan kapiler yaitu 32 mmHg dapat menyebabkan iskemi. Kulit, jaringan lunak dan otot mendapat tekanan berat badan penderita melebihi tekanan capillary filling dalam waktu lama yang biasanya diakibatkan oleh immobilisasi, menyebabkan terjadinya oklusi pada mikrosirkulasi,iskemia, peradangan dan anoksia jaringan, sehingga menyebabkan nekrosis pada jaringan. Keadaan diperberat oleh adanya friction (gesekan) dan shear force (gesek tekan) pada daerah tersebut. Beberapa hal penting yang berperan dalam terjadinya luka tekan dihubungkan dengan tekanan dan waktu.
Cedera jaringan lunak dapat terjadi dalam waktu 2 jam pada tekanan 500 mmHg, sementara pada tekanan 100 mmHg terjadinya cedera memerlukan waktu 10 jam. Selain itu jenis jaringan lunak juga menentukan ketahanan terhadap penekanan otot, misalnya, lebih rentan terhadap cedera dibandingkan kulit.hasil akhir proses ni dapat kita lihat bahwa nekrosis pada kulit biasanya lebih kecil dibandingkan area nekrosis dekat tulang, yang tampak seperti corong terbalik. Hal ini menyebabkan fenomena “gunung es”, dimana bagian yang mengalami kerusakan yang paling luas terletak di bagian dalam, yang lebih dekat dengan tulang. Ulkus tekanan terjadi pada tempat dengan tulang menonjol yang menekan kulit dan jaringan dibawahnya. Tempat tersebut adalah scalp, punggung, tulang ekor, sacrum, tumit dan tempat lain pada tubuh yang mendapat tekanan bila penderita berbaring dalam waktu yang lama, lokasi tersering (96%) adalah level umbilicus, yaitu sacrum (36-60%), iskium (6%), trokanter (6%) dan tumit (30%). Selain faktor mekanik yang disebutkan diatas terdapat juga faktor lain yang mendasari terjadinya ulkus tekanan. Faktor tersebut seperti infeksi, malnutrisi, penyakit neurologis, cedera tulang belakang, penurunan masa tubh dan peningkatan kebutuhan metabolic.